Cerita Touring Bandung-Bromo


Touring Bandung-Bromo group riding #touringforfun akhirnya terlaksana 10-14 juli 2016. Touring ini menempuh rute selatan antara Bandung-Batu (Malang), kemudian dilanjutkan ke pantai selatan malang (pantai sendang biru / pulau sempu dan pantai goa cina), dan terakhir ke Bromo, dan dari Bromo perjalanan dilanjutkan pulang kembali ke Bandung juga melalui rute selatan. Total team ada 11 motor nmax dan 13 orang. Banyak pengalaman berharga yang diperoleh dari touring kali ini. Ada beberapa hambatan dan musibah yang menguji kekompakan kita sebagai group riding, yang pada akhirnya makin mempererat persahabatan kami para peserta riding bandung-bromo kali ini. Cerita touring ini saya tulis di entry blog berikut ini.

Kami berangkat dari Bandung tanggal 10 juli pukul 2 pagi, kesebelas motor berangkat menuju arah Tasik/Banjar. Kebetulan saya posisinya sebagai sweeper, yaitu posisi penyapu jalan, jadi posisi di barisan rider adalah paling belakang. Baru sampai Malangbong, kami mengalami musibah, pada salah satu belokan, motor saya tergelincir karena ada tetesan solar di aspal, sehingga saya terjatuh. Berhubung posisi saya paling belakang, jadi rombongan tidak ada yang tahu kalau saya terjatuh. Beruntung saya menggunakan alat komunikasi interkom (sena), sehingga bisa mengontak rekan Randi yang jadi Road Captain (RC) dan posisi di barisan paling depan, sehingga mereka berputar kembali ke lokasi saya jatuh. Kami regroup di mesjid Malangbong, sambil berdiskusi apakah mungkin perjalanan dilanjutkan sambil tanya ke saya. Motor saya oke (cuman baret) tapi lutut saya luka lumayan dalam, karena tergores aspal. , untungnya di rombongan kami ada pak dokter encep, sehingga luka saya langsung dirawat segera. Akhirnya saya maksa perjalanan harus dilanjutkan. Perjalananpun dilanjutkan dan setelah sedikit tertunda, kami sarapan pagi di alun alun kota Ciamis.

Memasuki provinsi jawa tengah, jalanan semakin padat dipenuhi oleh arus balik  pemudik lebaran, saking padatnya, sampai rombongan kamipun terpecah di sekitar Kebumen. Tapi akhirnya kami berhasil berkumpul kembali (regroup) di rest area Candi Mas Wates Jogjakarta sekitar pukul 3 sore. Kami istirahat 2 jam di rest area ini. Jam 5 perjalanan kami lanjutkan ke arah Klaten, Solo, dan Sragen. Tadinya kami ingin mampir ke Pantai Klayar Pacitan, tapi karena udah terlanjur gelap, akhirnya kami putuskan ambil jalur jalan besar. Kami makan malam soto ayam di Sragen.

Dari Sragen, kami menuju Ngawi, Hutan Caruban, Nganjuk, Jombang, dan Berakhir di Kota Batu. Sampai Batu, rombongan pertama (rombongan cepat) yang terdiri dari 5 motor sampai pukul 2:30 pagi, sedangkan rombongan kedua sampai pukul 5:30 pagi. Jalur Jombang-Batu sangat menantang untuk cornering, jalan sangat berkelok kelok, sehingga meskipun ngantuk kami ga mungkin bisa ketiduran.

Hari pertama di Batu kami habiskan untuk beristirahat, sorenya berkunjung ke museum angkut+ (di kompleks Jatim Park) dan ke omah kayu (Rumah Kayu di hutan kaki gunung Batu). Hari kedua kami bertolak menuju ke Pantai Sendang Biru / Pulau Sempu dan Pantai Goa Cina di daerah pantai selatan kota Malang. Oh ya, hari pertama dan kedua ini kami sempatkan  juga untuk mencicipi kuliner lokal (pecel kawi, ketan, toko oen, dll), sambil istirahat persiapan untuk menuju ke gunung Bromo keesokan harinya.

Hari Rabu dini hari pukul 2 dari Batu kami bertolak menuju Bromo melalui jalur nongkojajar Pasuruan. Tujuan kami adalah Puncak Pananjakan untuk melihat sunrise. Ada sedikit musibah juga yang dialami saya dan motor (lagi lagi musibah di motor saya), sehingga kami sedikit terlambat sampai ke Puncak Pananjakan. Waktu kedatangan kami ke Bromo bertepatan dengan meningkatnya aktivitas vulkanis gunung Bromo, sedikit berbahaya tapi ini momen luar biasa dan jarang terjadi. Setelah dari Puncak Pnanjakan, kamipun menuju ke Padang Pasir Bromo. Kami habiskan waktu seharian untuk berfoto foto di lokasi tersebut.

Karena kondisi fisik saya akibat dua kali jatuh dan kondisi motor yang tidak memadai, akhirnya saya putuskan untuk tidak ikut riding pulang ke Bandung bersama rombongan. Sayapun akhirnya pulang kembali ke kota Malang, sementara rombongan meneruskan riding kembali ke Bandung, yang akan menempuh waktu 28 jam.

Thank buat personil touring kali ini : kang firman, randi tulsa, mas awal, pak dedi, gilang, pak dok encep, bu dok shabrina, kang edi, fey, kang deni, kang fajar dan tyo. dan juga my brother dedi dan keponakanku ariel  yang udah nyiapin logistik di kota Batu

Demikian cerita singkat riding kami ke Bromo … next pengen cari tujuan baru …bali, lampung, lombok atau bahkan NTT ? .. siapa takuttt

DSC00955

20160713 084955

CUWS1280


7 responses to “Cerita Touring Bandung-Bromo”

  1. Saya rasa ini adalah Taman Nasional di Indonesia dengan view terbaik yang pernah saya kunjungi. Kita bisa mendapatkan pemandangan dan pengalaman yang mewah dengan budget yang cukup minim dengan lokasi yang tidak jauh dari kota besar.

    Ada gunung, padang pasir, padang rumput, air terjun, dan pemandangan matahari terbit terbaik yang pernah saya rasakan selama ini.

  2. Sepertinya Bromo ini memang selalu jadi tujuan favorit para biker buat touring ya. Memang ini salah satu tempat wisata yang keren di Jawa timur sih. Dan pemandangan di tempat ini juga sangat indah 😀 Jadi pengen touring ke bromo lagi deh.

  3. Banyak orang yang datang ke Gunung Bromo dikarenakan belum memiliki pesona yang indah. Berdasarkan artikel ini ternyata menuju Gunung Bromo dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua. Kendaraan roda dua pun dapat mencapai lokasi ini ini Sebagaimana terlihat pada gambar di atas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *