dibohongi vs dibohongi pake


Topik ini adalah topik terdahsyat dalam beberapa minggu terakhir ini, terutama menjelang dan sesudah demo akbar 4 november 2016 kemarin. Pada entry ini saya tidak akan membahas mana yang salah dan mana yang benar, ataupun agenda besar masing masing kubu yang saya tidak tahu apakah itu fakta / hoax, ataupun hal hal yang membuat pergesekan antar kubu semakin meruncing. Yang saya bahas adalah tentang Nalar vs Nir Nalar netizen dalam menghadapi polemik peristiwa ini, terutama kasus kalimat ‘pake’

Saya posting link youtube di facebook saya kemarin, sekedar share opini yang saya amini mengenai perbedaan ‘dibohongi’ vs ‘dibohongi pake’. Posting tersebut mengundang banyak komentar dari teman teman, beberapa komentar saya rasa tidak masuk akal (Nir Nalar), tanpa pembahasan runtutan peristiwa bisa jadi langsung ke kesimpulan akhir. Beberapa yang lain memberikan contoh mirip seakan akan menjudge pilihan masing masing kubu yang benar. Yah, tapi itu wajar setiap individu punya tendensi keberpihakan masing masing.

Saya bahas kalimat yang menjadi polemik, sengaja disini saya pake obyeknya X ah (gak enak pake nama surat aslinya 😀 ..)

– Dibohongi X , artinya X itu adalah subyek, X melakukan pembohongan

– Dibohongi pake X , artinya X itu adalah obyek, X merupakan alat bantu / media untuk melakukan pembohongan

Kemudian kita bandingkan dengan contoh yang diberikan oleh kubu anti demo (yang menyatakan : ‘pake’ itu membedakan arti kalimat)

– Makan sendok

– Makan pake sendok

Contoh tersebut artinya berbeda, akan tetapi tidak sama dengan kalimat aslinya, karena di kedua kalimat tersebut sendok berfungsi sebagai obyek dan tidak melakukan aktivitas apa apa

Sedangkan contoh yang diberikan kubu pro demo (yang menyatakan : ada ‘pake’ atau tidak maka arti kalimatnya sama)

– Ditusuk jarum

– Ditusuk pake jarum

Contoh tersebut artinya sama. Di sini kelihatan kubu ini menonjolkan kedua kalimat menghasilkan efek yang sama (sakit), tapi kalo kita telaah contoh ini juga tidak bisa diperbandingkan dengan kalimat aslinya, karena jarum berfungsi sebagai obyek, dan bukan yang melakukan aktivitas.

Nah, saya amati masing masing kubu tidak menelaah betul betul contoh contoh diatas. Masing masing mengambil contoh yang mendukung gagasannya, walau kalau ditelaah tidak bisa diperbandingkan dengan kalimat aslinya. Saya lihat kemampuan bernalar yang tidak terasah atau tidak mau repot repot menelaah membuat mereka tanpa berpikir panjang melakukan repost, retweet, meme, ataupun lain lainnya yang malah memperkeruh suasana. Mari belajar bernalar, mari kita asah nalar kita ..

Ok segini saja pembahasa entry blog ini, mohon maaf bagi yang mencari pembahasan yang mendalam. Saya sengaja tetap polos, naif, lugu terhadap ricuhnya politik hari ini .. biar waras. hehehe

PHOTO20161026_072827_harianterbit_ahok_al_maidah.jpg

, ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *