Panen Sidang dan Problematikanya


Menjelang akhir semester dan menjelang wisuda periode berikutnya, biasanya sudah maklum akan adanya periode masa sidang. Demikian juga yang terjadi di tempat kami. Dalam periode 8 hari kedepan kami memasuki periode sidang masal. Ada sekitar 200an mahasiswa yang harus disidang. Muncul beberapa hal yang merepotkan, yang terutama adalah problem plotting dosen penguji dan ketersediaan ruangan.

Karena beragamnya keilmuan yang diujikan maka seringkali ketersediaan dosen yang kompeten untuk menguji menjadi terbatas atau tidak merata. Ada dosen dengan keahlian tertentu tidak banyak menguji dan ada dosen yang terpaksa menguji bidang yang bukan keahlian yang bersangkutan. Ini terjadi disebabkan juga tidak meratanya peminatan skripsi yang dilakukan mahasiswa, ya tapi ini resiko suatu prodi dengan banyak akar keilmuan dalam satu payung, tapi distribusi kompetensi dosen yang tidak merata.

Problem ketersediaan ruangan terjadi karena terbatasnya jumlah ruang sidang. Lebih susahnya lagi pada saat yang bersamaan masih berlangsungkan masa UAS, sehingga sulit memperoleh ruang kosong cadangan untuk penjadwalan kembali suatu jadwal yang tidak bisa dipenuhi dosen, karena dosen tersebut masih harus mengerjakan penugasan penugasan penting lainnya, sedangkan sidang harus tetap berlangsung. Sulitnya melakukan penjadwalan ulang berakibat jadwal menguji yang tidak efektif, bahkan beberapa dosen sampai harus menguji secara paralel dalam waktu yang sama.

Memang akhirnya serba repot, masa sidang jadi dipenuhi dengan kegiatan negosiasi jadwal, mencari dosen penguji pengganti jika jadwal tidak bisa dipenuhi, tukar menukar jadwal antar dosen, yang pada akhirnya hal ini menjadi aktivitas kolaboratif antar dosen untuk menentukan siapa pengganti layak bagi dirinya dan apakah dirinya layak menggantikan dosen lain. Dan ini lumayan menyerap energi dan waktu ya ..

Problematika penjadwalan ini membuat saya berpikir apa tidak sebaiknya kita adaptasi model baru yaitu waktu sidang berdasarkan kesepakatan langsung antara mahasiswa dan para penguji (tidak perlu difasilitasi bagian administrasi) dan tidak perlu dilakukan di ruang fisik. Nah kalo gini problem penjadwalan tidak akan ada lagi, yang ada adalah negosiasi jadwal sidang. Kekuatiran yang muncul  adalah semakin bertambahnya mahasiswa, maka kedepannya masa sidang akan jadi masa yang memusingkan bagi semua pihak (mahasiswa, dosen dan pendukung administrasi) ..

, ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *