Pengalaman Menjadi Pewawancara Pekerjaan


Saya ingin sharing tentang pengalaman saya beberapa kali membantu kaprodi untuk ikut mewawancarai calon dosen baru, baik dosen luar biasa (tamu) maupun dosen tetap. Harapan saya sharing ini bisa berguna bagi adik adik mahasiswa atau yang lainnya pada saat melamar pekerjaan. Pewawancara pada umumnya mempunyai ekspektasi sendiri mengenai apa yang harus digali dari sang calon, bergantung kepada kebutuhan spesifik apa yang harus dipunyai calon untuk mengisi posisi yang lowong di dalam organisasi tersebut. Sebagai contoh saya ikutan mewawancarai calon dosen karena memang ada kebutuhan di bidang yang saya ampu yaitu konsentrasi bisnis konten, bidang ini perlu spesifikasi yang berbeda dari bidang lainnya di prodi kami, yaitu mempunya background IT yg cukup kuat, yang bisa kita lihat dari para calon dari latar belakang pendidikan S1 bidang IT, mempunyai pengalaman dalam riset IT atau mempunyai minat untuk belajar bisnis konten. Dalam hirarki proses seleksi untuk lingkup universitas, prodi adalah ‘user’ dan saya adalah ‘user’ di dalam ‘user’. Terkadang kebutuhan dari ‘user’ ini tidak terlalu dilihat detail oleh organisasi, ‘user’ sendiri yang mengetahui spesifikasi yang dibutuhkan dari calonnya.

Di dalam organisasi/perusahaan kondisinya hampir mirip diatas, biasanya lowongan dibuka karena kebutuhan ‘user’ atau memang ada lowongan berkala dari perusahaan, dimana karyawan baru disiapkan menjadi ‘management trainee’ sebelum disalurkan ke ‘user-user’ di dalam perusahaan, sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Problem muncul jika calon yang muncul sesuai dengan kriteria perusahaan tapi tidak sesuai dengan kriteria ‘user’, hal ini sering saya alami, dimana calon yang bagus tidak bisa saya terima karena spesifikasi mereka tidak saya butuhkan, sungguh sayang !!!

Nah sekarang bagaimana kita harus menyiasati hal ini ?. Ada beberapa catatan yang bisa simpulkan , yaitu :
1. Pewawancara menyukai calon yang flexible / versatile, dalam artian mempunyai wawasan yang luas, sehingga berpindah bagian pun tidak masalah buat si calon. Saya rasa calon calon yang masih muda tidak bermasalah dengan hal ini, ya tapi dengan catatan harus punya dasar wawasan yang luas tadi.
2. Kalo wawasan yang dipunyai calon belum cukup, paling tidak sudah terlihat usaha usaha dari calon untuk mempelajari hal hal baru, atau belajar skill tertentu, seperti kalo dosen bisa menggunakan alat bantu seperti statistik , data mining atau programming bisa sangat membantu.
3. Lebih baik mencari info detail mengenai kebutuhan lowongan di perusahaan, supaya calon dan pewawancara tidak sama sama kecewa.

Untuk sikap dan persiapan lainnya dalam menghadapai wawancara, saya tidak akan bahas disini, karena sudah banyak buku, blog, internet yang membahas hal ini. Monggo, semoga berhasil, good luck …

, ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *