Opini Sinematografi : Birdman (2014)


Birdman (2014) adalah film terbaik pada gelaran piala Oscar 2015. Saya menonton film sebelum piala Oscar digelar dan sama sekali tidak melihat review dan mengetahui kabar tentang nominasi film ini. Saya tidak kaget melihat kemenangan film ini di Oscar 2015 kemarin,  karena kebetulan saya juga sudah menonton film film kandidat lainnya seperti Whiplash, American Sniper, Boyhood, The Imitation Game dan The Grand Budapest Hotel. Diantara nominee lainnya Birdman memang sangat menonjol menurut saya, bukan hanya dari kacamata kompleksitas cerita tapi juga dari  kacamata sinematografi dan fotografinya.

Whiplash, The imitation Game dan American Sniper adalah film sangat kuat ceritanya, positif, straightforward, eksplisit (mudah dicerna) dan penonton akan mudah bersimpati atau berempati terhadap tokoh protagonis. Boyhood film yang menarik tapi saya tidak melihat sesuatu yang istimewa kecuali proses pembuatan yang tentu saja luar biasa sulit dalam rentang waktu 12 tahun (kalo tidak salah). The Grand Budapest Hotel saya sudah agak agak lupa, saya ingat film ini menarik dan digarap dengan unik (nyeni dan ngepop), tapi impresi tidak bertahan lama, buktinya saya sudah lupa detailnya.

Birdman lain ceritanya (saya tentu saja tidak akan spoiler). Film ini sangat kompleks, protagonist dan antagonist tidak tertebak dan mungkin memang tidak perlu ada, semuanya seperti kehidupan nyata dan natural. Sampai film berakhir film ini masih membuat saya berpikir, ini tandanya film yang bagus (menurut saya). Tentu saja Birdman bukan selera semua orang, beberapa rekan menyatakan kebingungannya kenapa film ini menang. Menurut saya bukan hanya cerita yang membuat Birdman menang tapi juga sinematografinya ..

Sinematografi Birdman luar biasa menurut saya, bisa dijadikan contoh bagi sineas Indonesia atau mahasiswa yang sedang belajar membuat film. Di film ini seingat saya sedikit sekali terjadi pemotongan film, dari awal sampai akhir kamera mengalir ke tiap sudut tanpa pernah di cut. Kamera mengalir sangat dinamis dan berasa ringan. Penonton dibawa ke setiap sudut backstage teater 

Penggunaan lensa cepat dan lebar di ruangan yang sempit juga memberikan efek intimate kepada aktor/aktris dibantu dengan Depth of Field yang kuat. Sudut pengambilan (fotografi) juga keren, sering menciptakan komposisi aneh yang tidak lazim pada sinematografi modern, mungkin sepadan dengan sudut sudut fotografi film The King’s Speech (2010).   Satu hal terakhir yang  unik dari film ini adalah music score  nya yang di dominasi  ‘hanya’ dengan permainan solo drum  ..

birdmantrailers-poster07Film-Venice Film Festiva

_MG_0817.CR21DAC657E

sudut sudut pengambilan gambar film Birdman (2014)

, , ,

2 responses to “Opini Sinematografi : Birdman (2014)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *